
Indonesia-Palestina Bahas Pengembangan Perakitan dan Modernisasi Sektor Pertanian
Bogor, 8 Juli 2025 – Dalam rangkaian lawatan kerja selama tujuh hari di Indonesia, Menteri Pertanian Palestina, Prof. Dr. Rezq Basheer Salimia, yang turut didampingi oleh Duta Besar Palestina untuk Indonesia, melakukan kunjungan ke Badan Perakitan dan Modernisasi Sumber Daya Lahan Pertanian (BRMP SDLP), Unit Kerja Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Kunjungan ini merupakan bagian dari agenda strategis dalam memperkuat hubungan bilateral dan membuka peluang kerja sama konkret di bidang pertanian antara Indonesia dan Palestina. Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain Sekretaris Protokol Duta Besar dan Delegasi Palestina, Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertanian, serta para Kepala Pusat dan Kepala Balai Besar lingkup Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP).
Disambut langsung oleh Kepala BRMP, Prof. Dr. Fadjry Djufry, GRCE, rombongan mengawali kunjungan dengan meninjau berbagai fasilitas pertanian modern seperti Smart Green House (SGH), Indoor Vertical Farming (IVF), serta Laboratorium Kimia Tanah. Rangkaian kunjungan dilanjutkan dengan meninjau pameran produk inovasi teknologi pertanian yang digelar oleh 11 unit kerja lingkup BRMP, sebelum akhirnya menggelar pertemuan di ruang Agrosinema.
Dalam sambutannya, Prof. Fadjry menyampaikan salam hormat dari rakyat Indonesia serta keprihatinan terhadap kondisi Palestina. Ia juga menegaskan dukungan Indonesia dalam bentuk kolaborasi inovasi teknologi dan riset pertanian termasuk potensi pengembangan padi dan komoditas penting lainnya yang dibutuhkan oleh rakyat Palestina.
Prof. Salimia dalam sambutannya menyampaikan rasa bahagia dan haru atas sambutan hangat dari Indonesia. Ia menekankan bahwa hubungan antara Indonesia dan Palestina telah terjalin lebih dari 50 tahun dan kini diperkuat melalui kerja sama konkret di bidang pertanian. Menurutnya, ketahanan pangan adalah pondasi kemajuan bangsa dan riset ilmiah menjadi kunci pertanian yang maju. Palestina, meski menghadapi tantangan berat akibat penjajahan dan keterbatasan sumber air, telah berupaya membangun kemandirian di bidang pertanian seperti ekspor minyak zaitun, alpukat, dan produk susu.
Beliau juga menyambut baik rencana kontribusi Indonesia berupa bantuan 10 ribu ton beras, serta menjajaki peluang kerja sama riset, ekspor-impor, dan pertukaran teknologi.
Pada pertemuan ini, Kepala BRMP SDLP, Asdianto, SP., MT., memaparkan potensi kesesuaian lahan pertanian di Indonesia yang meliputi lahan kering, lahan basah, dan lahan rawa. Lokasi potensial kerja sama diantaranya berada di Ogan Ilir, Banyuasin (Sumsel), dan Sidenreng Rappang serta Gowa (Sulsel), termasuk integrasi antara pertanian dan peternakan seperti sapi–sawit, serta pengembangan komoditas beras dan kopi lokal.
Diskusi antara kedua pihak turut menggali potensi kolaborasi lanjutan dalam pengembangan teknologi, penelitian, dan adaptasi pertanian sesuai karakteristik wilayah masing-masing. Kunjungan ini diharapkan menjadi titik awal kerja sama pertanian strategis yang saling menguntungkan bagi kedua bangsa.